Model Pembelajaran Flipped Classroom

0

Kegiatan belajar mengajar merupakan sistem yang saling berkaitan, sistem tersebut terdiri dari: guru, siswa, dan media yang digunakan dalam pembelajaran. Komponen-komponen tersebut saling terhubung antara satu dan lainnya untuk menghasilkan sebuah tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran. Meningkatnya hasil belajar siswa merupakan salah satu bentuk keberhasilan pendidikan. Media dan model pembelajaran yang digunakan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar mahasiswa dalam pembelajaran.

Proses pembelajaran yang berlangsung cenderung terkesan monoton dan terkadang kurang menarik bagi siswa, hal ini dikarenakan pembelajaran tatap muka di kelas lebih banyak menggunakan metode ceramah dan belum divariasikan dengan metode pembelajaran lainnya. Fakta lain yang ditemukan adalah proses pembelajaran yang masih berpusat kepada guru (teacher-centered) dimana guru bersifar aktif, yang menjadikan dirinya sebagai sumber belajar, sementara siswa cenderung bersifat pasif karena hanya mengandalkan guru saat pertemuan tatap muka untuk mendapatkan materi pelajaran, guru memberikan materi pelajaran dengan menuliskan materi di papan tulis dan siswa menyalinnya pada buku catatan masing-masing. Untuk membuat pembelajaran lebih menarik perlu dikembangkan model pembelajaran interaktif, salah satunya dengan model pembelajaran Flipped Classroom.

Flipped classroom merupakan suatu cara yang dapat diberikan oleh pendidik dengan meminimalkan jumlah instruksi langsung dalam praktik mengajar mereka sambil memaksimalkan interaksi satu sama lain. Flipped classroom adalah sebuah strategi pembelajaran dalam blended learning yang membalikkan struktur belajar “kelas” dan metode pembelajaran. Biasanya proses pemberian materi dilakukan di sekolah dan pendalaman materi dapat dilakukan di luar sekolah melalui tugas, diskusi, dan lain sebagainya. Dalam flipped classroom, berlaku sebaliknya. Pemberian materi/lecturing  diberikan di luar sekolah dan kegiatan pendalaman materi atau konsep yang telah diberikan sebelumnya dilakukan di sekolah melalui diskusi, pemecahan masalah, pemikiran kritis, dan lain sebaliknya. Setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk memperdalam lagi pengetahuannya di luar kelas melalui rangkaian asesmen dan evaluasi.

Flipped classroom memungkinkan siswa untuk mengakses berbagai materi pelajaran dengan lebih fleksibel. Strategi ini juga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar sehingga menjadi lebih aktif. Bagi guru, flipped classroom memberi kesempatan guru untuk mendampingi siswa lebih baik lagi dan juga memberikan pembelajaran berdiferensiasi bagi siswa dengan kebutuhan dan karakteristik yang berbeda. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa flipped classroom adalah membalik kelas dari yang dulunya di kelas sekarang di balik di rumah. Siswa diberi bahan ajar dahulu untuk dipelajari di rumah sebelum masuk kelas dan kegiatan di kelas yaitu penguatan materi yang belum dipahami dan mengerjakan latihan-latihan soal.

Menurut Basal (2015:34) Kelebihan strategi flipped classroom antara lain:

1.    Waktu di kelas lebih banyak

2.    Kesempatan untuk pembelajaran yang dipersonalisasi

3.    Kesempatan untuk belajar yang berpusat pada siswa

4.    Interaksi antara siswa dan guru lebih banyak

5.    Peningkatan motivasi siswa

6.    Lingkungan belajar yang penuh dengan alat yang familiar

 

Menurut Schiller (2013: 63) kekurangan flipped classroom:

1.    Siswa yang baru mengenal metode ini butuh adapatasi karena belajar mandiri di rumah, konsekuensinya mereka tidak siap dengan pembelajaran aktif di dalam kelas. Solusi masalah ini dengan cara memberikan kuis salah satunya online, di kelas, memberikan PR untuk referensi informasi.

2.    Pekerjaan rumah (bacaan dan video)harus disesuaikan dengan hati-hati untuk mempersiapkan mereka pada kegiatan di kelas.

3.    Membuat bahan ajar berkualitas yang bagus sangat sulit.

 


Langkah-Langkah Pembelajaran (Sintaks) Flipped Classroom

Menurut Bishop (2013: 17), berikut adalah langkah-langkah pembelajaran dengan strategi flipped classroom:

1.    Fase 0 (Siswa belajar mandiri) sebelum dilaksanakan pembelajaran, siswa belajar mandiri di rumah mengenai materi untuk pertemuan berikutnya dengan mempelajari bahan ajar yang sudah diberikan oleh guru saat akhir pembelajaran.

2.    Fase 1 (Datang ke kelas untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dan mengerjakan tugas yang berkaitan) pada pembelajaran di kelas, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara acak untuk mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari di rumah dan juga diberi kuis di awal pembelajaran untuk mengukur pemahaman awal siswa saat belajar di rumah.

3.    Fase 2 (Menerapkan kemampuan siswa dalam proyek dan simulasi lain di dalam kelas) Siswa melakukan diskusi bersama kelompoknya. Peran guru adalah memfasilitasi berjalannya diskusi. Di samping itu, guru juga menyiapkan beberapa pertanyaan dari materi tersebut. Sedangkan yang dimaksud proyek pada strategi pembelajaran ini adalah lembar kegiatan yang dikerjakan oleh siswa untuk menerapkan kemampuan pemahamannya.

4.    Fase 3 (Mengukur pemahaman siswa yang dilakukan di kelas pada akhir materi pelajaran) Sebelumnya, guru telah menyampaikan jika akan dilakukan kuis pada setiap akhir pertemuan sehingga siswa benar- benar memahami setiap proses belajar yang telah di lalui saat di kelas. Peran guru disini adalah sebagai fasilitator.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)