Perundungan atau bullying seringkali terjadi di sekitar
kita, tak terkecuali di kalangan anak usia sekolah dasar. Dampak perundungan bisa
mempengaruhi kondisi emosi anak yang bisa berakibat pada turunnya prestasi
akademis dan non akademis. Bentuknya bisa bermacam-macam. Kita semua ingin lingkungan
kita aman, nyaman, dan menyenangkan sehingga, kita bisa bebas belajar dan berkreasi.
Dampak perundungan ini sangat berat bagi korban, pelaku, guru, maupun orang tua
karena lebih bersifat psikis dan emosional. Efeknya tidak dapat langsung
terlihat dan prosesnya bisa berlangsung lama dan perlahan.
Perundungan atau bullying adalah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal,
fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya yang membuat seseorang
merasa tidak nyaman, sakit hati, dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan
ataupun kelompok. Perundungan dianggap telah terjadi bila seseorang merasa
tidak nyaman dan sakit hati atas perbuatan orang lain padanya. Perundungan bisa
diibaratkan sebagai benih dari banyak kekerasan lain, misalnya: tawuran,
intimidasi, pengeroyokan, pembunuhan, dll. Sebagai benih kekerasan, bila
perundungan bisa ditekan, maka kekerasan yang lebih parah akan bisa dicegah.
Guna mengampanyekan Anti Perundungan atau Bullying di sekolah
dan masyarakat, pada hari Jumat (27/10/2023), seluruh warga SD Negeri
Mangunharjo 4 Ngawi melaksanakan pawai anti bullying dengan bertemakan “Semua
Orang Berhak Untuk Dihargai”. Selain memberikan pemahaman kepada seluruh warga
sekolah, pawai ini juga diharapkan mampu untuk mendorong masyarakat agar ikut berperan
dalam mencegah bullying. Oleh karena itu, perlu ada kampanye sosial yang
dirancang menggunakan konsep yang jelas dengan pendekatan yang sesuai dengan
target yang dituju.